Kenapa Kita Sering Menyalahkan Orang lain? Ini Alasannya! - felorasa
News Update
Loading...

Kamis, 20 Oktober 2022

Kenapa Kita Sering Menyalahkan Orang lain? Ini Alasannya!

Menyalahkan orang lain memang paling mudah. Tapi sebelum menyalahkan orang lain coba pikirkan benarkah yang salah adalah orang lain? Atau memang aslinya diri kita sendiri?

Ngomong-ngomong soal itu, kenapa ya kita sering menyalahkan orang lain?


1. Menyalahkan Orang lain Itu Mudah

Siapa disini yang sering menyalahkan orang lain? Hehe.

Menyalahkan orang lain itu mudah. Biasanya ketika kita berada dalam keadaan yang tersudutkan, cara mudah yang dilakukan untuk lepas dari kena salah duluan adalah menyalahkan orang lain.

Menyalahkan orang lain biasanya dilakukan untuk menyelamatkan harga diri, takut disalahkan, dan Ingin mengurangi beban tanggung jawab yang diemban.

Misalkan

A : Yang bikin motorku lecet itu tetangga sebelah. Ya Allah, sananya tega banget. Sama sekali nggak kasihan.
B : Padahal itu motor baru hadiah wisuda, ya. Kasihan banget kamu.
A : Kalau belum lancar pakai mobil kan harusnya jangan turun ke jalan. Jangan sombong karena punya mobil. Biarlah Allah yang membalasnya. Aamiin.

Padahal jika diruntut kejadiannya. Yang pakai motor nggak pakai helm dan nggak bawa surat-surat kendaraan. Apalagi ngebut karena mengejar lampu hijau yang ternyata detik terakhir sudah lampu merah. Tapi terlanjur sudah digas dulu dan nggak bisa di rem mendadak. Akhirnya kesempret mobil dari arah sebelahnya, deh. Tapi yang dihakimi malah mobil

Itu lah the power of menyalahkan orang lain. Mudah tapi merugikan orang lain. Mengerikan juga, ya.


2. Menghindari Rasa Bersalah

Biasanya, nih. Dalam hati dan pikiran, kita tahu kita salah dan merasa bersalah. Tapi kita berusaha denial dan menganggap itu bukan salah kita.

Pada akhirnya, kita mencari jalan untuk menyalahkan orang lain agar perasaan bersalah kita berkurang dan turut meyakini bahwa kita memang tidak bersalah tapi orang lain lah penyebabnya.

Contohnya:

"Gedubrak, suara anak kecil jatuh*
Bu Uun : Nak, kamu nggak apa apa? Kok bisa jatuh begitu?
Bocil : Ini Bocil kesandung, bu
Bu Aan : Eh, jeng. Nggak ada api, nggak ada air, nggak ada duit, tiba-tiba si bocil jatuh sendiri. Bisa sampai lecet begitu
Bu Uun : Iya, sampai lecet kayak gitu
Bu Aan : Bu ingat nggak tempo hari lalu, anak sebelah juga jatuh diposisi yang sama. Jangan2 disini ada setan nya, bu. Ada setan ganggu, bu.
Bu uun : eh bisa gitu ya si setan. Ngeri kali, ah
Bu Aan : iya, saudaraku pernah lihat soalnya. Kan, punya kemampuan khusus.

Eh, ibu Aan bisa bisa bae sampai bawa bawa setan.

Padahal jika dicari penyebabnya, si anak jatuh karna takut hewan peliharaan di rumah ibu Aan galak dan suka mengejar anak kecil. Si anak lari dan jatuh. Si Ibu Aan tahu dan merasa bersalah tapi takut mengakui.


3. Gengsi, Harga Diri Tinggi, dan Melindungi Ego

Orang yang memiliki ego tinggi, biasanya ingin selalu berada di atas dan gengsinya tinggi. Sehingga merasa dialah orang baik sementara yang kita salahkan adalah orang  yang buruk. Terkadang menjadikan diri sendiri agar terlihat sebagai korban untuk mendapatkan simpati dari orang lain.


4. Dipenuhi Emosi Negatif

Pernah nggak sih, ketika kamu berada di suatu kondisi yang sulit, terpuruk, dan menyedihkan. Perasaanmu diliputi emosi negatif yang memuncak. Pikiran-pikiran negatif jadi berkumpul semua.

Emosi negatif itu akan menghalangi pikiran jernih kita. Biasanya kita akan cenderung negative thinking dan akan kesulitan memandang  sebuah masalah secara objektif. Jadi lebih banyak grusah grusuh, mencari pembelaan, dan denial pada suatu keadaan.

Akhirnya, kita memilih menjadikan orang lain sebagai kambing hitam untuk sesaat.


Apakah Menyalahkan Orang Lain Akan Membuat Nama Kita Jadi Bagus?

Nggak.

Percayalah.

Menyalahkan orang lain dan selalu mencari pembelaan untuk dirimu sendiri, pada akhirnya hanya akan memberatkanmu. 

"Menyalahkan orang lain hanya akan membuatmu terbebas untuk sementara waktu saja bukan selamanya"

Karena orang lain akan membacamu sesuai dengan pemahamannya dan pengalaman berbeda dengan cara mereka sendiri bukan karna cerita cerita.

Pada akhirnya orang-orang akan bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Meskipun kamu berusaha mencari pembenaran sekalipun

Lelah,

Yang ada kamu hanya lelah. Lelah pikiran. Lelah batin. Karena pikiran dan hatimu menjadi denial dalam segala sesuatu. Kebiasaan ini bisa menguras energi secara perlahan.

 

Menyalahkan Orang Lain Bisa Berasal Dari Luka Batin

Kebiasaan menyalahkan orang lain dapat berasal dari tidak terselesaikannya luka batin yang ada dalam diri kita. Ntah karena ada trauma akan masa lalu atau bagaimana.

Misalkan waktu kecil selalu disalahkan orang atau dinilai buruk oleh orang lain. Makanya dipikiran dan hatimu, kamu takut dinilai buruk oleh banyak orang. Apalagi orang-orang terdekat yang melakukan sehingga batinmu merasa tersudutkan.

Karena hal itu, timbul rasa untuk mencari alasan yang terkadang menyalahkan keadaan, benda, atau orang lain.

Masalah-masalah batin ini jika dibiarkan juga akan berdampak buruk nggak hanya diri sendiri tapi orang lain.


Bagaimana Cara Berhenti Menyalahkan Orang Lain?

Agar tindakan untuk menyalahkan orang lain tidak berlarut-larut dan menjadi kebiasaan buruk dikemudian hari, maka kita perlu banyak belajar berbenah diri.

Yups, jika kebiasaan ini diteruskan, maka akan berdampak buruk dalam berbagai hal

  1. Menghambat proses pendewasaan diri
  2. Sulit menemukan solusi
  3. Mudah berprasangka buruk
  4. Cenderung suka mengkambinghitamkan orang lain. Hal ini bisa membuat hubungan kita dengan orang lain renggang karena perbedaan pendapat.
  5. Melelahkan jiwa dan pikiran
  6. Takut menjadi diri sendiri

Lalu bagaimana cara agar nggak menyalahkan orang lain? Terkadang faktor membuat kita menyalahkan orang lain karena kita melihat dari sudut pandang saja yaitu sudut pandang diri sendiri dan nggak berusaha melihat dari sudut pandang orang lain.

Maka yang bisa kita lakukan. Beri jeda dan jangan gegabah. Biarlah diri kita tenang dulu. Pikirkan apa yang terjadi apakah penyebab kegagalan atau keterpurukan itu karena orang lain atau memang diri kamu sendiri.

Jika kamu merasa memang kamu sendiri. Maka jangan malu untuk jujur dan minta maaf. Meminta maaf bukan berarti kamu kalah atau pecundang.

Justru kamulah pemilik hati paling lapang karena telah berhasil mengalahkan ego sendiri dengan melakukan hal yang benar.



Tulisan by me

 



Share with your friends

Give us your opinion

Selamat Datang
Selamat Datang di Blog Felorasa.
Done